×

Cara Mengenalkan Edukasi Seks Pada Anak Sesuai Usianya

Peran Orang Tua Dalam Mengenalkan Edukasi Seks Pada Anak

Cara Mengenalkan Edukasi Seks Pada Anak Sesuai Usianya

Time to read: 3 menit

Bagi sebagian orang tua, mengenalkan edukasi seks kepada anak-anak mereka adalah hal yang tabu. Orang tua cenderung enggan untuk membicarakannya karena seks dianggap hal yang kurang pantas untuk dibicarakan terlebih lagi kepada anak-anak. Tapi, jika tidak dimulai dari orang tua, dari siapa anak akan belajar?

Pentingnya edukasi seks untuk anak

Pentingnya edukasi seks untuk anak
Credit: Freepik.com

Untuk mengenalkan seks pada Si Kecil, Moms tidak perlu menunggu momen-momen tertentu. Tidak ada kata terlalu dini untuk mengajarkannya.

Memiliki komunikasi terbuka tentang seks dan hal lain dengan Si Kecil adalah cara yang sehat dan aman untuk jangka panjang. Ini tidak berarti akan mudah atau tanpa momen canggung lho Moms.

Tapi setidaknya dengan bicara tentang seks sejak dini bisa meningkatkan kemungkinan ia akan lebih terbuka ketika mengalami hal sulit atau berbahaya di kemudian hari.

Selain itu, juga dapat membuat percakapan selanjutnya lebih mudah – jadi Si Kecil tidak perlu merasa takut atau malu untuk bertanya tentang seks dan seksualitas kepada Moms.

Baca Juga : 5 Tips Bersikap pada Teman Si Kecil yang Nakal

Rasa ingin tahu Si Kecil tentang seks, seksualitas, dan tubuh sebenarnya wajar. Tentu ia punya rasa ingin tahu tentang tubuhnya kan?

Nah, dengan adanya pendidikan seks dari Moms, hal ini membantu Si Kecil memahami dengan baik tentang tubuhnya dan membantunya merasa positif tentang tubuhnya sendiri.

Pada usia anak-anak, biasanya Si Kecil lebih tertarik pada kehamilan dan dari mana datangnya bayi dari pada mekanisme seks itu sendiri.

Ketika mengajarkan seks pada Si Kecil jangan berpikir hanya perlu satu kali menjelaskannya – karena ini adalah percakapan yang berlanjut dan berkembang seiring pertumbuhan anak ya Moms!

3 langkah dasar memulai percakapan tentang seks pada anak

Jika Moms bingung harus mulai dari mana, 3 langkah dasar dibawah ini dapat membantu Moms bicara pada Si Kecil tentang seks.

1. Cari tahu apa yang sudah diketahui Si Kecil. Misalnya, “Menurut kamu, bayi berasal dari mana, nak?” Atau “Nak, kamu pernah dengar tentang dari mana bayi berasal?”.

2. Jika hal yang sudah diketahui Si Kecil ternyata salah, perbaiki informasinya dan berikan faktanya. Misalnya, “Nak, semua bayi itu tumbuhnya diperut ibu mereka ya. Jadi bayi tumbuh ditempat khusus yang ada didalam perut ibu mereka, namanya rahim”.

3. Gunakan percakapan yang sedang terjadi sebagai kesempatan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan Moms sendiri. Misalnya, “Beberapa orang ada yang sangat ingin punya bayi ketika mereka sudah siap, tapi ada juga yang tidak terlalu yakin untuk punya bayi sama sekali”.

Baca Juga : Dampak Buruk Yang Ditimbulkan Jika Orang Tua Sering Bertengkar Di Depan Anak

Cara mengenalkan edukasi seks pada anak sesuai usianya

Cara mengenalkan edukasi seks pada anak sesuai usianya
Credit: Freepik.com

Usia 0 – 2 tahun

Pada usia ini Moms bisa menggunakan momen sehari-hari untuk membantu Si Kecil mengenal bagian tubuhnya. Saat mandi atau berpakaian menjadi waktu yang tepat untuk mengenalkan nama bagian tubuh satu persatu.

Usia 2 – 3 tahun

Anak usia 2-3 kebanyakan sudah punya banyak pertanyaan tentang tubuh mereka sendiri, bahkan penasaran dengan tubuh anak lain – mereka mulai bisa menyadari kalau tubuh anak perempuan dan anak laki-laki berbeda.

Si Kecil mungkin akan bertanya “kenapa bisa begitu, ma?” atau “itu apa, mama?”. Jika Si Kecil bertanya seperti ini, Moms bisa mengatakan padanya kalau tubuh manusia itu berbeda beda dan setiap bagian tubuh memiliki nama dan cara kerjanya sendiri. Misalnya, “Ini adalah penis, tempat pipis keluar – khususnya untuk anak laki-laki”.

Buku bergambar atau video animasi khusus anak-anak bisa sangat membantu dalam proses belajar. Moms bisa menggunakan gambar yang ada untuk mempelajari nama bagian tubuh dan memahami perbedaan tubuh antara anak laki-laki dan perempuan.

Baca Juga : Sering Memuji Anak Berlebihan? Ini Dia Dampak Buruk Yang Ditimbulkan

Usia 4 -5 tahun

Pada usia 4-5 tahun anak suka bertanya dari mana asal bayi. Mereka biasanya sudah bisa memahami kalau bayi tumbuh didalam perut ibu, dan untuk bisa memiliki bayi memerlukan sperma dari ayah dan sel telur dari ibu.

Jika Si Kecil bertanya dari mana ia berasal, Moms bisa bertanya kembali padanya dari mana kira-kira ia berasal. Pertanyaan ini membantu Moms untuk bisa mengetahui apa yang sebenarnya Si Kecil tanyakan dan sejauh mana pemahamannya tentang hal ini.

Untuk menjawabnya, Moms bisa memberikan penjelasan sederhana kalau bayi tumbuh di dalam perut ibu yang disebut rahim.

Apabila sekarang Moms sedang mengandung dan Si Kecil bertanya “bagaimana caranya bayi keluar?”, berikan jawaban sederhana tapi akurat, misalnya “Adik bayi tumbuh di dalam perut mama. Kalau adik bayi sudah selesai tumbuh, dia akan keluar dari perut mama lewat jalan lahir yang disebut vagina”.

Usia 6 – 8 tahun

Beranjak usia 6-8 tahun, anak banyak tertarik pada bagaimana caranya bayi dibuat dan mungkin hal ini yang akan ditanyakan Si Kecil pada Moms.

Jika Si Kecil bertanya bagaimana caranya bayi bisa masuk dan tumbuh didalam rahim, tanyakan lagi kepadanya apa yang ada dipikirannya tentang hal tersebut. Ini bisa membantu Moms memahami apa yang sudah diketahui Si Kecil.

Kemudian, setelah Si Kecil mengemukakan pendapatnya, Moms bisa bantu menjelaskan lagi dengan sederhana. Misalnya, “Untuk membuat bayi, diperlukan sperma dari ayah dan sel telur dari ibu. Saat keduanya digabungkan bersama, maka jadilah bayi.”

Moms juga bisa menjelaskan hal yang terjadi ketika pria dan wanita berhubungan seksual, namun tetap dengan bahasa yang nyaman dan mudah dimengerti anak-anak.

Tegaskan kepada Si Kecil bahwa hubungan seksual adalah sesuatu yang hanya dilakukan orang dewasa ketika mereka menginginkannya, dan bukan untuk dilakukan anak-anak.

Baca Juga : Tes Minat Bakat Bisa Bantu Si Kecil Untuk Mengetahui Potensinya Sejak Dini

Anak yang mendapat edukasi seks sejak dini lebih aman dari pada yang tidak

Sementara orang tua adalah sumber utama pendidikan, termasuk pendidikan tentang seks. Mendukung perkembangan seks yang sehat bagi anak-anak merupakan tanggung jawab bagi guru di sekolah.

Meski pada kenyataannya anak-anak mendapatkan pengetahuan seksualitas dari internet, televisi atau teman-temannya.

Sebuah studi menunjukkan semakin banyak anak-anak terpapar gambar seksual dari media, semakin besar kemungkinan mereka akan terlibat dalam perilaku seksual di usia yang lebih muda.

Padahal, pendidikan seks yang sebenarnya bukan mengarah pada pergaulan bebas. Anak-anak yang menerima pendidikan seks di rumah sejak dini kemungkinannya lebih kecil untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang berisiko.

Baca Juga : Pentingya Membatasi Penggunaan Gadget pada Si Kecil Agar Tidak Kecanduan

Para orang tua dan guru harus bekerjasama untuk memastikan bahwa anak-anak menerima pesan positif tentang seksualitas. Karena umumnya anak yang memiliki informasi yang jelas tentang tubuh dan seksualitas lebih mungkin untuk:

  • Merasa positif tentang diri sendiri dan tubuh mereka
  • Memahami dan menerima perubahan fisik dan emosional
  • Mampu berbicara tentang hal-hal seksual ketika itu penting
  • Menghindari atau melaporkan eksploitasi dan pelecehan seksual
  • Memahami perilaku yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan
  • Membuat keputusan seksual yang terinformasi dan bertanggung jawab di kemudian hari
REFERENSI:

Raising Children Network (Australia) (2021). Sexual Development. Sex education and talking with children about sex: 0-8 years. Diakses pada 20 Desember 2021.

About Kids Health (2019). Sex education for children: Why parents should talk to their kids about sex. Diakses pada 20 Desember 2021.

True Clinic. News. Healthy and safe: responding positively to children’s sexual behaviours. Diakses pada 20 Desember 2021.

American Academy of Pediatrics (2016). Clinical Report. Sexuality Education for Children and Adolescents. Diakses pada 20 Desember 2021.

Office of Disease Prevention and Health Promotion (2021). Sexual Health. Talk to Your Kids About Sex and Healthy Relationships. Diakses pada 20 Desember 2021.

Post Comment

Pesan Sekarang