Time to read: 3 menit
Warna urine dapat memberikan banyak informasi tentang kesehatan tubuh, mulai dari seberapa banyak Si Kecil minum air sampai kemungkinan ia memiliki infeksi saluran kemih.
Warna urine normal cukup bervariasi, mulai dari yang kuning pucat sampai kuning pekat. Namun ini juga tergantung pada makanan atau obat-obatan tertentu ya Moms – karena pigmen dan bahan kimia yang terkandung pada makanan dan obat-obatan tersebut dapat mengubah warna urine Si Kecil.
Obat-obatan tertentu bisa menyebabkan perubahan warna seperti merah, kuning, atau biru kehijauan. Warna urine yang berubah bisa jadi menunjukan indikasi penyakit. Misalnya, urine warna merah tua hingga coklat adalah karakteristik porfirian yang mengidentifikasi kelainan sel darah merah yang langka.
Baca Juga : Apa Bahayanya Jika Si Kecil Suka Menahan Buang Air Kecil?
Urine seharusnya berwarna apa?
Urine adalah campuran air, elektrolit, dan kotoran yang ginjal keluarkan dari darah. Ketika Si Kecil terhidrasi dengan baik, urinenya antara berwarna bening, kuning terang, sampai berwarna seperti kuning madu.
Jadi, warna urine tergantung pada berapa banyak cairan yang Si Kecil minum. Semakin banyak air yang ia minum, semakin jernih pula warna urine akan terlihat. Sebaliknya, dehidrasi berat dapat menghasilkan urine berwarna kuning pekat.
Selain itu, dalam kasus yang lebih serius urine dapat berubah warna menjadi merah, biru, hijau, coklat tua, keruh sampai berbusa.
Tapi bagaimana jika warna urine Si Kecil yang tadinya kuning terang berubah menjadi kuning gelap? Menurut penjelasan Dokter Urology, Peter Bajic, sebenarnya normal saja jika warna urine tidak selalu sama dari hari ke hari, namun tetap harus dalam kisaran warna kuning tertentu.
Baca Juga : Kiat Sukses Potty Training pada Si Kecil Dalam Waktu 3 Hari
Warna urine normal vs tidak normal
Perubahan warna pada urine ini bisa saja disebabkan oleh makanan tertentu yang dimakan, obat-obatan yang sedang dikonsumsi, penggunaan obat pencahar (obat untuk mengatasi sembelit) atau pewarna makanan.
Warna urine normal biasanya berwarna kuning terang hingga kuning gelap, namun ada juga beberapa warna urine yang tidak biasa.
Baca Juga : Jangan Takut Kotor, Ketahui Manfaat Sensory Play Untuk Si Kecil
1. Tidak berwarna atau bening
Urine yang tidak berwarna menunjukan bahwa Si Kecil mengkonsumsi banyak air daripada biasanya. Meskipun minum air putih itu baik, tetapi jika minum terlalu banyak air dapat menguras elektrolit tubuh Si Kecil.
Tidak hanya itu, warna urine bening sebenarnya juga bisa menunjukan masalah hati seperti sirosis dan hepatitis virus, lho Moms. Jadi apabila Si Kecil tidak minum cukup air tapi urinenya berwarna bening, Moms perlu segera menemui dokter secepatnya.
2. Kuning pekat
Warna urine normal berkisar dari kuning muda sampai kuning gelap. Ketika Si Kecil mengkonsumsi air, pigmen (pewarna) urokrom yang biasanya ada di dalam urine menjadi lebih encer. Urokrom diproduksi oleh tubuh untuk memecah hemoglobin dan protein yang mengangkut oksigen dalam sel darah merah.
Dalam kebanyakan kasus, warna urine Si Kecil ditentukan dari seberapa encer pigmen ini. Ketika ia memiliki banyak vitamin B dalam aliran darahnya, urine dapat berubah warna seperti kuning neon (kuning terang).
3. Merah atau merah muda
Jika Si Kecil suka makan buah-buahan yang berwarna merah muda atau magenta seperti buah naga, bit, rhubarb dan blueberry, urine Si Kecil mungkin akan tampak merah atau merah muda.
Selain disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi, kadang ada penyebab lain juga Moms. Urine juga bisa berwarna merah karena bercampur darah. Beberapa gangguan medis yang menyebabkan darah muncul dalam urine adalah pembesaran prostat, batu ginjal, tumor kandung kemih dan ginjal.
Beberapa jenis obat-obatan tertentu juga dapat mengubah warna urine menjadi merah. Jika saat ini Si Kecil sedang dalam masa pengobatan dan rutin minum antibiotik untuk tuberkulosis (penyakit paru-paru) atau obat untuk saluran kemih, kemungkinan urine akan berwarna merah tua atau oranye.
4. Oranye
Jika urine Si Kecil berwarna oranye, ini bisa menjadi tanda ia sedang dehidrasi, memiliki masalah hati atau saluran empedu. Pada beberapa kasus dapat juga disebabkan oleh pewarna makanan atau obat-obatan.
5. Biru atau hijau
Pewarna makanan dapat menyebabkan urine biru atau hijau. Hal ini juga bisa disebabkan oleh pewarna yang digunakan dalam pemeriksaan medis pada ginjal atau kandung kemih.
Namun, penyakit genetik langka yang disebut hiperkalemia dapat menyebabkan urine menjadi biru atau hijau. Selain itu, infeksi bakteri pseudomonas aeruginosa juga dapat menyebabkan urine anda menjadi biru, hijau, atau bahkan ungu.
6. Coklat gelap
Urine berwarna coklat gelap, menunjukan Si Kecil dehidrasi parah – tandanya ia harus segera minum ya Moms!
Akan tetapi, ada juga kondisi lain yang mungkin menyebabkan urine berwarna coklat gelap, seperti:
- Efek samping obat-obatan tertentu seperti metronidazole (flagyl) dan chloroquine (aralen)
- Makan terlalu banyak kacang rhubarb, aloe, atau fava
- Empedu yang masuk ke dalam urine
- Penyakit ginjal, penyakit hati, atau infeksi saluran kemih
- Porfiria; gangguan langka yang mempengaruhi kulit dan sistem saraf – yang menyebabkan penumpukan bahan kimia alami dalam aliran darah, mengakibatkan urine berkarat atau gelap
7. Keruh
Sekali lagi, dehidrasi bisa menjadi tanda lain penyebab warna urine berwarna keruh jika tidak disertai dengan gejala lain.
Namun, apabila urine keruh, berbusa dan mengandung gelembung, ini bisa menjadi tanda penyakit medis yang signifikan – seperti penyakit crohn atau diverticulitis. Kondisi ini disebut juga dengan pneumaturia.
Cek warna urine Si Kecil disini
Nah, berikut ini adalah contoh warna urine yang dimaksud dari penjelasan diatas. Diagram warna urine dari healthline dibawah ini bisa memudahkan Moms mengidentifikasi apakah selama ini warna urine Si Kecil termasuk normal atau tidak.
Cara menjaga kesehatan saluran kemih
Bukan hanya warna urine yang perlu diperhatikan, kesehatan kandung kemih Si Kecil juga hendaknya diperhatikan ya Moms. Berikut beberapa tipsnya:
1. Cukupi kebutuhan cairan. Jumlah cairan yang diminum bisa bervariasi tergantung usia anak, namun pada umumnya anak-anak perlu minum sebanyak,
- Balita: 2-4 gelas/hari
- Anak usia 4-8 tahun: 5 gelas/hari
- Anak usia 9-13: 7-8 gelas/hari
- Anak usia 14 keatas: 8-11 gelas/hari
Jumlah kebutuhan cairan diatas bisa saja lebih dari itu terutama ketika cuaca diluar sedang panas atau Si Kecil berolahraga dan bermain. Beri ia 2 atau 3 cangkir air sebelum dan sesudah bermain dan 6 sampai 8 tegukan selama istirahat.
2. Untuk anak perempuan, bersihkan area genital dari depan ke belakang, terutama setelah buang air besar (BAB). Hal ini penting untuk mencegah berpindahnya bakteri dari anus ke dalam vagina.
3. Jangan menahan pipis. Segara pergi ke kamar mandi ketika ingin pipis. Menahan pipis terlalu lama tidak baik untuk saluran kemih Si Kecil.
REFERENSI:
Healthline (2020). Is Blue Urine Normal? Urine Colors Explained. Diakses pada 11 Januari 2022.
Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Urine color. Diakses pada 11 Januari 2022.
Cleveland Clinic (2021). Urineary & Kidney. What The Color of Your Pee Says About You. Diakses pada 11 Januari 2022.
Kids Health. Your Urineary System. Diakses pada 11 Januari 2022.
Grow by WebMD (2016). Guide. Smart Sips for Healthy Kids. Diakses pada 11 Januari 2022.