Time to read: 3 menit
Saat Si Kecil sudah mulai memasuki usia sekolah, para orangtua biasanya sudah mencari informasi tentang sekolah-sekolah tersebut dari jauh-jauh hari. Umumnya, orang tua memiliki pertimbangan tersendiri mengenai sekolah mana yang akan dituju, seperti kurikulum, jarak, fasilitas dan biaya.
Bicara tentang fasilitas, sekolah umumnya akan menyediakan ruang kelas yang dilengkapi dengan AC, LCD projector, papan tulis, serta kursi dan meja untuk masing-masing siswa. Namun, sekolah bukan hanya tentang belajar diruang kelas. Pembelajaran di ruang kelas juga dibutuhkan untuk mendorong keterampilan Si Kecil dalam hal pemecahan masalah, mengambil keputusan dan menimbang resiko, yang mana sangat penting untuk tumbuh kembangnya.
Baca Juga : Waktu yang Tepat Mengajarkan Bahasa Asing Pada Si Kecil
Akan tetapi, kesempatan bagi anak-anak untuk mengakses lingkungan alam seakan-akan terbatas. Anak-anak kurang banyak menghabiskan waktu diluar karena orang tua mengkhawatirkan masalah keamanan mereka. Karena alasan inilah banyak orang tua berpikir bahwa sekolah bertanggung jawab untuk memberikan mereka akses ke lingkungan alam.
Agar Si Kecil bisa merasakan rasanya belajar di alam tanpa orang tua terlalu khawatir akan keselamatannya, sekolah alam bisa menjadi alternatif. Meskipun namanya sekolah alam, pengajarannya tetap berbasis kurikulum, sehingga tidak kalah bagusnya dengan sekolah pada umumnya. Secara umum, konsep sekolah alam memanfaatkan alam sebagai sumber utamanya, yakni sebagai ruang kelas, media belajar, bahan ajar, dan sekaligus sebagai objek pembelajaran.
Baca Juga : Usia yang Pas untuk Si Kecil Masuk Sekolah
Model pembelajaran yang diterapkan di sekolah alam

Di Sekolah alam, anak-anak belajar di ruang terbuka tanpa dinding dan jendela agar anak dapat langsung melihat ke alam dan mendapat asupan udara segar setiap hari.
Disana, anak-anak belajar dengan metode action learning, dimana mereka belajar langsung dari alam dan pengalaman. Yang uniknya lagi, anak juga diajarkan cara berkebun, beternak dan juga berwirausaha.
Selain itu, sekolah alam juga tidak mengenal seragam. Peserta didiknya bebas menggunakan pakaian apa saja. Tujuannya adalah untuk mengenalkan anak untuk saling menghargai perbedaan. Karakteristik anak yang cocok belajar di sekolah alam adalah anak yang secara seimbang dapat menggunakan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Baca Juga : Jadi Negara Paling Bahagia, Yuk Tiru Pola Mengasuh Anak Ala Skandinavia
Sekolah alam sebenarnya sudah diperkenalkan untuk pertama kalinya pada tahun 1950 di Denmark. Tapi di Indonesia sendiri, sekolah berbasis alam baru digagaskan pada tahun 1998 oleh Lendo Novo, seorang aktivis lingkungan dan social entrepreneur.
Hal yang mendasari Lendo membuat konsep pendidikan sekolah alam karena berdasarkan keprihatinannya terhadap biaya pendidikan yang semakin sulit dijangkau oleh seluruh masyarakat. Dengan membangun sekolah alam, ia berharap semua orang bisa mendapatkan pendidikan berkualitas tinggi tetapi dengan harga yang terjangkau.
Kurikulum yang ada di sekolah alam

Kurikulum yang ada di sekolah konvensional dan sekolah alam mungkin saja berbeda, namun tetap tidak boleh menyimpang dari kurikulum yang berlaku secara nasional. Menurut Lendo, konsep kurikulum sekolah alam adalah:
Baca Juga : Segudang Manfaat Pelukan Untuk Pertumbuhan Si Kecil
- Pengembangan akhlak, dengan metode ‘teladan’
- Pengembangan logika, dengan metode action learning ‘belajar bersama alam’
- Pengembangan sifat kepemimpinan, dengan metode ‘outbound training‘
- Pengembangan mental bisnis, dengan metode magang dan ‘belajar dari ahlinya’ (learn from maestro)
Dengan model kurikulum ini, seperti menjadi perpaduan lengkap antara aktivitas visual, auditori dan kinestetik, sehingga kreativitasnya bisa terasah dengan baik. Si Kecil jadi bisa mengenal lingkungannya dengan baik dan langsung dapat menerapkan ilmu kepemimpinan dan bisnis dalam waktu bersamaan.
Mengenai pendidik, jangan khawatir. Standar pendidikan guru di sekolah alam minimal harus menyandang gelar S1.
Kelebihan belajar di sekolah alam
Baik sekolah konvensional maupun sekolah alam, masing-masing memiliki kelebihannya masing-masing. Dengan belajar di lingkungan alam, anak akan jadi lebih bersemangat ketika belajar dan jadi tidak mudah bosan. Selain itu, kelebihan lainnya yang akan Si Kecil dapatkan, diantaranya adalah:
Baca Juga : 5 Langkah Menghadapi Anak Yang Suka Berkata Kasar
1. Pembelajaran di alam dapat mendongkrak prestasi akademik
Faktanya, pendidikan yang melibatkan alam dapat mengdongkrak prestasi di sekolah. Mengapa? Karena pembelajaran diluar ruangan akan meningkatkan keterampilan sosial dan pribadi anak.
2. Meningkatkan perkembangan pribadi anak
Anak-anak bekerja lebih baik dalam kelompok ketika mereka ada di alam terbuka. Anak-anak akan lebih leluasa bergerak dari tempat duduk mereka, jadi mereka tidak merasa terkekang oleh aturan untuk diam ketika belajar.
Selain itu, kontribusi alam juga dapat membantu perkembangan emosional anak, meningkatkan kemampuan kreativitas, pemecahan masalah, kemandirian dan kepercayaan diri.
3. Meningkatkan kesehatan anak
Pembelajaran diluar ruangan dapat meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan juga emosional. Disebutkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wells dan Evans (2003), tanaman hijau dan pemandangan terbukti dapat mengurangi stres.
Lingkungan belajar yang memiliki tanaman yang lebih banyak, pemandangan yang lebih hijau, dan akses ke area bermain yang lebih alami menunjukan tingkat stres yang lebih rendah.
4. Anak bisa lebih dekat dengan alam
Dengan mengenal alam secara lebih dekat, anak diharapkan dapat menghargai makhluk hidup yang hidup didalamnya dan menghargai alam seperti tidak membuang sampah sembarangan.
5. Bisa mempraktekan langsung apa yang dipelajari
Berkebun, mencari hewan melata, menangkap kupu-kupu bisa memberikan pengalaman praktis yang disukai anak-anak. Mempelajari hal baru seperti ini memiliki manfaat yang lebih luas seperti pemecahan masalah, keterampilan berpikir dan kerjasama tim.
REFERENSI:
The Stable Company (2019). 8 Proven Benefits of Outdoor Learning for School Children. Diakses pada 14 Juni 2021.
The Conversation (2019). Outdoor learning has huge benefits for children and teachers — so why isn’t it used in more schools?. Diakses pada 14 Juni 2021.
Kumparan (2019). Sekolah Alam, Metode Pendidikan yang Fokus pada Kreativitas Anak. Diakses pada 14 Juni 2021.
Wells, Nancy. M & Gary W. Evans. (2003). Nearby Nature: A Buffer of Life Stress among Rural Children. Environment and Behavior, 35(3), 7-8.