Program Bayi Tabung, Pahami Proses Dan Tingkat Keberhasilannya

program bayi tabung

Time to read: 3 menit

Cepat memiliki momongan adalah impian semua pasangan suami istri setelah menikah. Namun dalam beberapa kasus, tidak semua pasangan dikaruniai anak dalam waktu dekat. Beberapa pasangan perlu berusaha lebih untuk memiliki anak, karena adanya kondisi kesehatan tertentu yang berpotensi membuat wanita susah hamil, seperti gangguan kesuburan, kerusakan pada tuba falopi endometriosis serta gangguan kesehatan rahim dan leher rahim.

Pada umumnya, pasangan suami istri yang sulit memiliki momongan memilih untuk melakukan program bayi tabung atau dalam bahasa medisnya disebut in vitro fertilization. Program bayi tabung sudah umum dilakukan dan dinilai efektif dalam membantu wanita agar cepat hamil.

Baca Juga : Yuk, Intip Tahapan Perkembangan Janin Selama Dalam Kandungan

Prosedur bayi tabung

Prosedur bayi tabung

Sebelum mengikuti program bayi tabung, disarankan untuk pasangan suami istri mencari tau dulu semua informasinya, karena program bayi tabung sendiri merupakan prosedur yang rumit dan juga mahal. Di Indonesia, estimasi biayanya mulai dari 60 juta, tetapi tergantung juga pada rumah sakit yang dipilih.

Cara kerja bayi tabung yaitu, sel telur digabung dengan sperma diluar tubuh. Setelah terjadi pembuahan sel telur, kemudian akan ditanamkan ke rahim wanita. Dalam kehamilan normal, sperma pria bertemu dengan sel telur wanita, setelah itu terjadi pembuahan di organ reproduksi. Telur yang sudah dibuahi akan menempel di dinding rahim atau rahim, dan kemudian mulai berkembang menjadi bayi.

Lalu, bagaimana prosedurnya jika ingin mengikuti program bayi tabung? Dikutip dari Medical News Today, prosedur program bayi tabung bisa saja berbeda tergantung rumah sakitnya.

Prosedur Bayi Tabung

Baca Juga : Menjaga Janin Tetap Aman, Ini Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan

1. Menekan siklus alami menstruasi

Calon ibu akan menerima obat, biasanya dalam bentuk suntikan setiap hari selama sekitar 2 minggu untuk menekan siklus alami menstruasi.

2. Superovulasi (stimulasi produksi sel telur)

Obat kesuburan yang mengandung hormon perangsang folikel (FSH: follicle stimulating hormone) diberikan kepada calon ibu. FSH membuat ovarium memproduksi sel telur lebih banyak dari biasanya. Pemindaian USG vagina dapat membantu proses pada ovarium.

3. Mengambil sel telur

Sel telur diambil melalui prosedur bedah kecil atau yang dikenal dengan aspirasi folikel. Jarum yang sangat tipis dimasukan melalui vagina dan ke dalam ovarium. Jarum tersebut dihubungkan dengan alat penghisap untuk menyedot sel telur keluar. Proses ini diulang pada setiap ovarium.

Pada tahun 2011, para peneliti menyarankan bahwa mengumpulkan 15 sel telur dari ovarium dalam 1 siklus, maka calon ibu berpeluang tinggi untuk hamil. Sel telur beku atau sel telur yang disumbangkan juga dapat digunakan.

Baca Juga : Jasa Perawat Bayi Baru Lahir Oleh Bidan di Rumah | Home Care Baby

4. Inseminasi dan fertilisasi

Sel telur yang telah dikumpulkan akan ditempatkan bersama dengan sperma jantan dan disimpan dalam ruangan yang terkontrol. Setelah beberapa jam, sperma akan memasuki sel telur.

Terkadang, sperma bisa langsung disuntikan kedalam sel telur. Tindakan ini dikenal sebagai Injeksi Sperma Intracytoplasmic (ICSI: Intracytoplasmic Sperm Injection).

5. Perpindahan embrio

Terkadang, lebih dari satu embrio ditempatkan didalam rahim. Penting bagi dokter dan pasangan untuk mendiskusikan dahulu berapa banyak embrio yang harus dipindahkan. Biasanya, dokter hanya akan mentransfer lebih dari embrio jika tidak ada embrio ideal yang tersedia.

Pemindahan embrio dilakukan dengan menggunakan tabung tipis atau kateter. Kemudian, embrio masuk ke rahim melalui vagina. Ketika embrio menempel pada lapisan rahim, pertumbuhan embrio yang sehat dapat segera dimulai.

Seberapa besar tingkat keberhasilannya?

Seberapa besar tingkat keberhasilannya?

Tingkat keberhasilan program bayi tabung tergantung dari beberapa faktor, yakni riwayat reproduksi, usia calon ibu, penyebab infertilitas dan gaya hidup. Penting untuk dipahami bahwa angka kehamilan dan angka kelahiran hidup tidaklah sama.

Menurut Zaldy Zaimi, seorang Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) Rumah Sakit Awal Bros, salah satu faktor yang paling menentukan keberhasilan program bayi tabung adalah faktor usia. Semakin muda usia calon ibu, maka tingkat keberhasilannya pun akan semakin tinggi.

Baca Juga : 8 Perlengkapan Bayi Baru Lahir Yang Wajib Ada Dirumah

  • Wanita dibawah usia 30 tahun peluang keberhasilannya mencapai 44,5%
  • Wanita usia 30 – 38 tahun peluang keberhasilannya mencapai sekitar 28% – 30%,
  • Wanita usia 38 – 42 tahun peluang keberhasilannya mencapai sekitar 10% – 11%

Resiko program bayi tabung

Karena semua prosedur bayi tabung merupakan tindakan medis, maka calon ibu atau bayinya berpotensi mengalami beberapa hal berikut ini:

  • Terkena sindrom hiperstimulasi ovarium akibat suntikan obat kesuburan
  • Hamil anak kembar, jika embrio yang disuntikan lebih dari satu kedalam Rahim
  • Mengalami keguguran
  • Anak yang lahir mengalami kelainan atau cacat bawaan lahir
  • Anak lahir prematur serta berat badan lahir rendah
  • Stress akibat program bayi tabung yang memakan banyak biaya serta waktu dan tenaga
  • Kehamilan diluar Rahim atau kehamilan ektopik, seperti di tuba falopi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pesan Sekarang