Time to read: 4 menit
Antara ASI dan susu formula masih sering menjadi perdebatan sampai hari ini. Padahal, manfaat ASI bagi bayi tidak perlu diragukan lagi. Tapi sayangnya, hanya beberapa persen ibu didunia yang mau memberikan ASI eksklusif.
Susu formula memang didesain khusus untuk bayi, tapi mungkin hanya menyerupai tidak sampai mengungguli ASI, baik dari kandungan maupun performanya. Dalam sebuah iklan susu formula, para produsen biasanya menampilkan zat yang terkandung dalam susu seperti DHA dan EPA seakan zat tersebut sebuah penemuan baru. Kedua zat tersebut boleh saja ada pada susu formula, tapi tetap, kualitas untuk dapat diserap usus bayi perlu dipertanyakan.
Keunggulan ASI yang tidak ada pada susu formula

1. Komposisi yang terdapat dalam ASI memang sejatinya secara alamiah mampu terserap secara sempurna oleh usus bayi. Selain itu, ASI juga mengandung immunoglobulin sehingga mampu meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Semua kebaikan yang terkandung dalam ASI tidak bisa didapatkan dari susu formula. Bahkan WHO (World Health Organization) secara tegas merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan melanjutkan lagi pemberian ASI dengan diimbangi dengan makanan pendamping ASI (MPASI) sampai usia 2 tahun.
2. Lebih dari itu, kandungan ASI ternyata juga dapat menyesuaikan sendiri dengan usia dan kebutuhan bayi. Misal, kandungan ASI untuk bayi usia 1 hari akan berubah saat bayi berusia 1 minggu. Perubahan ini terjadi secara alami, sehingga Moms tidak perlu khawatir memberikan ASI sebagai sumber nutrisi Si Kecil.
Baca Juga : Si Kecil Alami Alergi Susu Sapi, Apakah Aman Memberikan Susu Soya?
3. Sebuah studi menunjukan bahwa pemberian ASI juga dapat menurunkan risiko penyakit menular, alergi dan penyakit kronis seperti diabetes tipe 1 dan kanker dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula.
Pada keluarga yang memiliki riwayat penyakit pencernaan seperti flu perut (gastroenteritis) yang gejala utamanya adalah diare, terbukti lebih jarang terjadi pada bayi yang minum ASI, dan bila sampai terjadi diare, kemungkinannya kecil sekali.
4. Tidak hanya bermanfaat bagi bayi, menyusui juga memiliki beberapa efek hormonal, fisik dan efek psikososial pada Moms. Menyusui meningkatkan level oksitosin, hormon yang menstimulasi kontraksi rahim yang membantu mengeluarkan plasenta untuk meminimalisir banyak kehilangan darah setelah melahirkan. Semenatara efek psikologisnya bisa meningkatkan rasa percaya diri dan menciptakan bonding dengan bayi.
Baca Juga : Cara mudah menyapih Si Kecil agar berhenti minum ASI
5. Umumnya, susu formula untuk bayi dibanderol dengan harga yang cukup tinggi. Tapi dengan minum ASI, Moms bisa lebih menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula dan pengobatan Si Kecil. Bayi yang minum ASI memiliki imun tubuh yang baik, jadi tidak mudah sakit. Tentu kedua hal ini dapat membantu keluarga menghemat pengeluaran tanpa mengurangi kebutuhan esensial Si Kecil.
Kapan harus memberikan susu formula?

ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan bayi, termasuk bayi prematur dan bayi yang memiliki penyakit. Namun, terkadang ada beberapa kondisi yang membuat Moms tidak bisa memberikan ASI. Moms dilarang untuk tidak memberikan ASI secara langsung jika mengalami kondisi seperti:
Baca Juga : Anjuran Mengkonsumsi Susu UHT Untuk Anak
- HIV
- Terpapar bahan kimia lingkungan, seperti poliklorinasi bifenil (PCB), DDT, dioksin, metil merkuri, dan lainnya
- Hepatitis C
- Menggunakan obat-obatan terlarang (narkotika)
- Gangguan metabolisme
- Sedang dalam masa pengobatan yang mengkonsumsi obat tertentu
- Mengkonsumsi alkohol dan merokok
Dalam beberapa kondisi kesehatan tertentu, ibu menyusui memang terpaksa harus mengalah untuk tidak memberikan ASI pada bayi daripada harus menyusui di tengah kondisi seperti itu.
Pada saat seperti ini, susu formula bisa dijadikan pengganti ASI atau pendamping ASI. Jika bingung memilih jenis susu formula mana yang bagus untuk Si Kecil, Moms bisa minta bantuan dokter untuk mengkonsultasikan susu formula mana yang kandungannya mendekati ASI.
Kelebihan susu formula

1. Fleksibel
Lama waktu penyimpanan ASI tidak selama susu formula. Setelah ASI dipompa, ia tidak boleh didiamkan lebih dari 4 jam dalam suhu ruangan. Berbeda dengan susu formula yang bisa dibuat kapan saja. Moms tidak perlu susah payah memompa ASI lagi, susu formula dapat dengan mudah dibuat, bahkan Dads maupun nanny bisa melakukannya.
Baca Juga : Waktu Tidur Ideal Anak Sesuai Dengan Tahapan Usianya
2. Bisa makan apa saja
Ibu menyusui perlu memperhatikan asupan makanannya, karena apa yang dimakan akan menjadi sumber ASI. Jika Moms memilih susu formula, maka tidak perlu khawatir soal makanan yang dikonsumsi akan berdampak pada Si Kecil.
3. Pasangan bisa ikut kontribusi
Entah itu Dads, orangtua atau nanny, sama-sama bisa memberikan susu formula. Dengan begini, Moms jadi bisa membagi tugas dalam mengurus Si Kecil, terlebih saat malam hari. Dads juga jadi lebih terlibat dalam proses memberikan susu serta dapat membangun bonding dengan Si Kecil.
Kekurangan susu formula

1. Tidak ada antibodi
Dalam susu formula sama sekali tidak ditemukan adanya antibodi. Jadi, susu formula tidak dapat mencegah berbagai penyakit seperti ASI.
2. Perlu memastikan ketersediaan susu formula
ASI sejatinya selalu ada dan tidak pernah habis. Jika memilih susu formula, Moms and Dads harus selalu memastikan kalau kotak susunya tidak kosong dan kehabisan saat diperlukan.
Baca Juga : 8 Perlengkapan Bayi Baru Lahir Yang Wajib Ada Dirumah
Selain itu, penting untuk selalu menyediakan botol susu yang siap pakai atau Moms akan mendapati Si Kecil kelaparan dan rewel saat harus mencuci dan mensterilkan botol susu terlebih dahulu. Pada bulan pertamanya, bayi menyusu sebanyak 8 – 12 kali perhari. Bayangkan bagaimana repotnya jika Moms kurang mempersiapkannya dengan baik.
3. Harga susu formula yang mahal
Untuk membeli satu kaleng atau satu kotak formula, Moms harus merogoh kocek agak dalam. Apalagi susu formula khusus yang mengandung soya dan hypoallergenic, harganya akan lebih mahal lagi.
Bolehkan memberikan ASI dicampur susu formula?

Walaupun menyusui ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan Si Kecil adalah awal yang bagus untuknya, terkadang ada beberapa alasan yang membuat ibu menyusui mempertimbangkan untuk memberikan ASI dicampur susu formula. Masalah yang mungkin dihadapi seperti, ibu menyusui tidak selalu berada dirumah (bekerja), berat badan bayi rendah, jumlah produksi ASI sedikit.
Baca Juga : Macam-Macam Tekstur MPASI Sesuai Dengan Usia Anak
Jika masalahnya adalah produksi ASI sedikit, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk booster ASI, seperti mengkonsumsi makanan atau suplemen vitamin yang mengandung asam folat. Bagi ibu menyusui, asupan asam folat yang disarankan adalah sekitar 500 mg perhari.
Apabila penambahan nutrisi dari susu formula memang dibutuhkan Si Kecil, sebenarnya boleh saja. Pada dasarnya, mencampur ASI dan susu formula untuk Si Kecil terbilang aman. Moms bisa memberikan ASI dan susu formula secara bergantian. Moms bisa memberikan ASI selama beberapa hari, kemudian di lain hari menyelinginya dengan susu formula.
Nah, sudah terjawab ya Moms kalau ASI dicampur susu formula ternyata aman untuk Si Kecil. Tapi yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah mencampur ASI dan susu formula maksudnya dengan menaruhnya di dalam satu botol? Tentu saja tidak.
Yang dimaksud mencampur ASI dan susu formula adalah dengan cara memberikannya secara bergantian. Misal, Moms memberikan ASI di pagi hari sesuai jadwal minum ASI, lalu disiang hari baru diberikan susu formula.
Baca Juga : 5 Bahaya Yang Mengancam Kesehatan Bayi Akibat Sering Dicium
Salah satu penyebab ASI dan susu formula tidak dicampur dalam satu botol karena dapat membuang ASI secara percuma bila Si Kecil tidak menghabiskannya. Selain itu, sebuah studi yang dilakukan oleh Schanler (2007) menunjukkan bahwa mencampur ASI dan susu formula dapat mempengaruhi asupan protein, retensi kalsium, fosfor, dan zat besi. Para peneliti menyarankan untuk memberikan ASI dan susu formula secara bergantian, alih-alih mencampurkan keduanya dalam satu satu botol.
REFERENSI:
U.S. Department of Health and Human Services (2000). HHS blueprint for action on breastfeeding. Washington, DC: U.S. Department of Health and Human Services, Office on Women’s Health. Diakses pada 15 Juni 2021.
Clark, S.G.J., & Bungum, T.J. (2003). The benefits of breastfeeding: an introduction for health educators. Californian Journal of Health Promotion, 1(3): 158-163.
WebMD (2020). Breastfeeding vs. Formula Feeding. Diakses pada 15 Juni 2021.
Kids Health (2018). Breastfeeding vs. Formula Feeding. Diakses pada 15 Juni 2021.
La Leche League International (2021). Breastfeeding info. Mixing milk: Is it ok to mix human milk and formula?. Diakses pada 15 Juni 2021.
Pregnancy Birth & Baby (2020). Mixed Feeding. Diakses pada 15 Juni 2021.
Kementrian Kesehatan RI (2019). Susu Formula Tidak Sebanding dengan Pemberian ASI. Diakses pada 15 Juni 2021.