Time to read : 3 menit
Jika selama ini Moms sering memberikan obat antibiotik pada Si Kecil ketika demam, sebaiknya hal itu dihentikan mulai sekarang. Kenali dulu penyebab Si Kecil demam, karena faktanya demam itu disebabkan oleh dua hal, yaitu virus dan bakteri.
Penyakit yang disebabkan virus biasanya adalah batuk, pilek, demam, muntah dan diare. Penggunaan antibiotik untuk penyakit yang disebabkan oleh virus akan sia-sia, sebab antibiotik dibutuhkan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti infeksi saluran kencing (ISK) atau radang tenggorokan karena bakteri streptokokus.
Baca Juga : Apa Bahayanya Jika Si Kecil Suka Menahan Buang Air Kecil?
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan terjadinya resistensi antibiotik. Apa itu resistensi antibiotik? Resistensi antibiotik adalah kondisi dimana antibiotik tidak lagi mampu membunuh bakteri didalam tubuh.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini disebabkan karena penggunaan antibiotik yang terlalu sering tanpa adanya pengawasan dari ahli, tidak ada petunjuk penggunaan obat yang tepat, dan dosis yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Bakteri juga bisa beradaptasi dengan obat-obatan. Semakin sering dan semakin lama menggunakan antibiotik, maka semakin tidak efektif pula ia melawan bakteri di tubuh.
Efek samping pemberian antibiotik
Sama seperti obat lainnya, antibiotik juga memiliki efek samping. 1 dari 10 orang setidaknya merasakan efek samping dari penggunaan antibiotik ini.
Efek samping paling umum dari antibiotik dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan, termasuk:
- Diare
- Sariawan
- Nyeri perut
- Mual dan muntah
- Tidak nafsu makan
- Perut kembung dan maag
- Muncul bintik-bintik dan kulit terasa gatal
Baca Juga : 5 Penyakit yang Sering Menyerang Anak Ketika Musim Hujan
Efek samping dari antibiotik ini biasanya ringan dan akan segera hilang setelah Si Kecil selesai masa perawatan. Namun jika ternyata efek sampingnya berlanjut dan ia menunjukan gejala dibawah ini, Moms bisa segera menghubungi dokter agar si kecil bisa mendapatkan penanganan lebih lanjut.
- Kulit melepuh
- Masalah pernapasan
- Diare berat dan terus menerus
- Wajah dan tenggorokan bengkak
Kapan Si Kecil membutuhkan antibiotik?

Dokter spesialis anak, dr. Arif Handiarsa, M.Sc, Sp.A menyebutkan, ada beberapa contoh indikasi pemberian antibiotik pada anak, antara lain:
1. Batuk pilek
Indikasi pemberian antibiotik yang tepat diberikan pada anak adalah apabila penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri.
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) pemberian antibiotik diberikan apabila batuk dan pilek pada anak berlanjut selama lebih 10-14 hari dan terjadi sepanjang hari.
Baca Juga : 5 Bahaya Yang Mengancam Kesehatan Bayi Akibat Sering Dicium
2. Infeksi sinusitis
Infeksi sinusitis banyak yang mendapat resep antibiotik. Bila keluhan sinusitis membaik dalam waktu 2-3 hari, pengobatan menggunakan antibiotik bisa dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik, biasanya 10-14 hari.
3. Radang tenggorokan
Radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri seperti streptokokus memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
Umumnya, penyakit ini dialami oleh anak usia 7 tahun atau lebih. Anak usia 4 tahun bisa juga mengalami radang tenggorokan karena kuman ini, tapi jumlahnya hanya sekitar 15% saja.
Gejala yang ditimbulkan adalah pembesaran kelenjar getah bening, tidak batuk, demam tinggi lebih dari 37◦, dan pembesaran radang pada amandel.
4. Infeksi saluran kemih
Pada anak usia kurang dari 2 tahun, gejala yang ditimbulkan biasanya demam, mual, muntah, rewel, kurang makan dan minum.
Sedangkan anak usia 2 tahun lebih akan merasakan gejala demam, nyeri pada perut, nyeri saat buang air kecil, mual dan muntah. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri atau tidak, biasanya dilakukan pemeriksaan urin.
5. Tifus
Gejala tifus umumnya ditandai dengan demam selama lebih dari 6 hari, disertai dengan adanya lidah kotor, gejala pencernaan seperti mual, muntah, diare, konstipasi, gejala neurologis seperti mengigau, dan nyeri kepala.
Untuk mengetahui penyakit ini, dibutuhkan pemeriksaan darah terlebih dahulu. Anak usia dibawah 5 tahun sering mengalami overdiagnosis yang menyebabkan salah membaca hasil tes laboratorium.
Akibatnya, infeksi virus dengan peningkatan sedikit pemeriksaan nilai widal sudah disebut gejala tifus dan diberikan antibiotik.
Baca Juga : 5 Jenis Penyakit Mata yang Umum Terjadi pada Anak
6. Infeksi telinga tengah
Ada dua cara yang dokter anak rekomendasikan untuk penyakit ini. Pertama, dokter bisa meresepkan antibiotik. Kedua, menunggu kira-kira 48 – 72 jam untuk melihat gejalanya hilang atau tidak. Jika gejalanya tidak hilang, maka antibiotik bisa jadi diperlukan.
Pengobatan yang tepat untuk meredakan demam Si Kecil

Sebagai orang tua pasti merasa khawatir ketika suhu tubuh anak naik. Saking tidak teganya melihat anak sakit, orang tua seringkali mencari cara cepat untuk mengobatinya dengan cara memberikan obat antibiotik.
Ya, antibiotik masih dianggap sebagai obat mujarab yang bisa dengan cepat menyembuhkan berbagai macam penyakit sampai sekarang.
Namun, Moms harus bijak dalam menggunakan antibiotik agar tidak terjadi resistensi antibiotik pada Si Kecil dimasa mendatang – lebih baik libatkan dan konsultasikan keluhan kepada ahlinya.
Tapi, sebenarnya Moms tidak perlu khawatir ketika Si Kecil demam, pasalnya demam adalah cara tubuh untuk melawan kuman dan infeksi – dan dalam kebanyakan kasus, demam itu sendiri tidak berbahaya serta akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 3 hari.
Anak yang terkena demam biasanya akan menunjukan gejala seperti rewel, tidak nyaman, berkeringat dan tubuh terlihat memerah. Jika Si Kecil sudah sekolah, mintalah izin pada guru 1-2 hari untuk istirahat dirumah sampai suhu tubuhnya kembali normal.
Untuk membantu membuatnya merasa lebih baik di rumah, berikut beberapa cara untuk meredakan gejala demam:
Baca Juga : Pertolongan Pertama Saat Anak Demam Dimalam Hari
- Kompres dahi Si Kecil dengan air hangat
- Jaga suhu kamarnya agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas
- Pastikan Si Kecil terhidrasi dengan baik
- Memakaikan pakaian longgar dan menyerap keringat
- Mandi dengan air hangat
- Berikan paracetamol atau ibuprofen
Obat penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen dapat diberikan jika demam Si Kecil belum melewati 3 hari.
Perlu diperhatikan, paracetamol bisa diberikan bila Si Kecil berusia 2 bulan atau lebih, sedangkan ibuprofen hanya boleh diberikan pada anak usia lebih dari 6 bulan dan penggunaan ibuprofen untuk anak usia kurang dari 6 bulan harus melalui pengawasan dokter.
Kapan harus segera ke dokter?
Demam biasanya akan hilang dalam 3 hari. Namun apabila tidak kunjung reda dalam kurun waktu tersebut dan demam mencapai 38,8°C atau lebih, Moms perlu segera menghubungi dokter.
Selain demam tinggi, Moms juga harus segera menghubungi dokter jika Si Kecil mengalami gejala seperti:
- Kejang-kejang
- Demam sudah melebihi 3 hari
- Anak usia kurang dari 3 bulan dan panasnya mencapai suhu 40°C atau lebih tinggi
- Demam diikuti dengan gejala seperti batuk selama 3 minggu, leher kaku, sakit tenggorokan, sakit telinga, ruam, atau sakit kepala parah
REFERENSI:
What to Expect (2020). Health. Are Antibiotics Safe for Babies and Toddlers?. Diakses pada 3 Januari 2022.
Mayo Clinic (2015). Speaking of Health Tuesday. Does your child need antibiotics, or will home remedies do?. Diakses pada 3 Januari 2022.
NHS UK. Antibiotics. Side effects. Diakses pada 3 Januari 2022.
NHS UK. Health. Medicines for babies and children. Diakses pada 3 Januari 2022.
KidsHealth (2018). Parents. First Aid: Fever. Diakses pada 3 Januari 2022.
WebMD (2021). Guide. What to Do When Your Kid Has a Fever. Diakses pada 3 Januari 2022.
Medical News Today (2021). What to know about a fever in toddlers. Diakses pada 3 Januari 2022.